
Dalam dunia pemasaran digital yang terus berubah, para pelaku bisnis kini dihadapkan pada dua pendekatan yang sangat berbeda: Short-Form Video dan Iklan Konvensional. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun di tahun 2025, tren menunjukkan adanya pergeseran besar dalam perilaku konsumen dan cara brand membangun hubungan dengan audiens.
Artikel ini akan membandingkan dua pendekatan tersebut secara mendalam dan menjawab pertanyaan besar: mana yang lebih efektif untuk menjangkau dan memengaruhi konsumen di era sekarang?
1. Memahami Karakteristik Iklan Konvensional
Iklan Konvensional biasanya merujuk pada media promosi seperti televisi, radio, cetak (koran dan majalah), billboard, serta selebaran. Strategi ini telah digunakan selama puluhan tahun dan terbukti ampuh di era pra-digital.
Beberapa karakteristiknya:
- Biaya produksi dan distribusi cenderung tinggi.
- Jangkauan luas, terutama untuk televisi nasional dan iklan cetak besar.
- Pesan bersifat satu arah, tanpa interaksi langsung dengan audiens.
- Sulit diukur secara real-time.
Meskipun iklan konvensional masih digunakan oleh banyak brand besar, efektivitasnya mulai dipertanyakan, terutama di tengah dominasi digital dan generasi muda yang lebih memilih konten cepat dan interaktif.
2. Apa Itu Short-Form Video dan Mengapa Populer
Short-Form Video adalah konten video berdurasi pendek—biasanya 15 hingga 60 detik—yang sering ditemukan di platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts. Format ini sangat disukai karena:
- Durasi pendek membuatnya mudah dikonsumsi kapan saja.
- Visual yang dinamis menarik perhatian dengan cepat.
- Konten bisa langsung berinteraksi lewat komentar, like, dan share.
- Biaya produksi lebih rendah dan fleksibel untuk berbagai skala bisnis.
Brand saat ini mulai menyadari bahwa Short-Form Video bukan sekadar tren, melainkan gaya komunikasi baru yang lebih personal, cepat, dan efisien dalam menjangkau konsumen modern.
3. Perbandingan Efektivitas di Tahun 2025
Mari kita bandingkan secara langsung antara Iklan Konvensional dan Short-Form Video dari berbagai aspek penting:
a. Jangkauan dan Targeting
- Iklan Konvensional: Jangkauan luas, tetapi kurang tepat sasaran. Sulit untuk mengarahkan pesan ke segmen tertentu secara spesifik.
- Short-Form Video: Bisa sangat tersegmentasi. Algoritma sosial media membantu konten ditemukan oleh audiens yang tepat.
b. Biaya dan ROI
- Iklan Konvensional: Biaya tinggi, hasil jangka panjang, tetapi sulit dilacak.
- Short-Form Video: Hemat biaya, bahkan bisa dilakukan hanya dengan smartphone. Return on Investment bisa diukur langsung lewat engagement dan konversi.
c. Interaksi dengan Audiens
- Iklan Konvensional: Minim interaksi. Hanya sebatas penyampaian pesan.
- Short-Form Video: Audiens bisa langsung merespons, memberikan feedback, atau bahkan menyebarkan konten secara viral.
d. Fleksibilitas dan Kecepatan
- Iklan Konvensional: Produksi memakan waktu lama. Tidak bisa cepat merespons tren.
- Short-Form Video: Konten bisa dibuat dan diposting dalam hitungan jam, bahkan menit.
4. Studi Kasus Sukses Short-Form Video
Banyak brand kecil hingga besar berhasil meningkatkan brand awareness dan penjualan lewat Short-Form Video. Misalnya, brand fashion lokal yang memanfaatkan TikTok untuk menunjukkan behind-the-scenes pembuatan produk, mampu menjaring ribuan viewers dalam waktu singkat.
Contoh lainnya adalah pelaku UMKM makanan yang membagikan video proses pembuatan dan testimoni pelanggan dalam format Reels. Dengan storytelling sederhana namun autentik, hasil engagement-nya jauh lebih tinggi dibanding iklan cetak di media lokal.
5. Kapan Iklan Konvensional Masih Relevan?
Meskipun Short-Form Video mendominasi, bukan berarti Iklan Konvensional tidak punya tempat. Untuk brand besar dengan target pasar luas dan kebutuhan membangun image, iklan TV dan billboard tetap efektif. Selain itu, iklan cetak masih berfungsi baik di daerah dengan akses internet terbatas.
Namun, bagi brand yang ingin cepat berkembang, menjangkau generasi muda, atau punya anggaran terbatas, Short-Form Video jelas lebih unggul dari segi efisiensi dan relevansi.
Kesimpulan
Di tahun 2025, jelas terlihat bahwa Short-Form Video semakin mendominasi dunia pemasaran digital. Efisiensi, daya tarik visual, kemampuan berinteraksi langsung, dan potensi viral menjadi alasan utama mengapa banyak brand mulai meninggalkan format lama.
Namun, pilihan antara Short-Form Video atau Iklan Konvensional tetap bergantung pada tujuan kampanye, target audiens, dan anggaran. Yang pasti, brand dan UMKM yang ingin bertahan dan tumbuh perlu lebih fleksibel dan adaptif terhadap tren pemasaran terkini.
Sudah saatnya mempertimbangkan strategi konten video pendek sebagai bagian utama dari kampanye marketing Anda. Apakah Anda masih mengandalkan cara lama, atau siap melangkah ke masa depan dengan format yang lebih segar dan interaktif?