UX Writing: 7 Cara Menulis Teks yang Memudahkan Pengguna dalam Navigasi

Bagikan ke

UX writing

Dalam dunia digital, desain visual bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi pengalaman pengguna. UX Writing berperan penting dalam membantu pengguna memahami cara menggunakan aplikasi atau website dengan lebih mudah.

UX Writing adalah seni menulis teks yang digunakan dalam elemen antarmuka pengguna (UI) untuk memandu, mengarahkan, dan memberikan informasi yang jelas. Teks yang baik tidak hanya membantu pengguna menavigasi dengan lancar, tetapi juga meningkatkan kepuasan dan retensi pengguna.

Artikel ini akan membahas cara menulis teks UX yang efektif agar pengguna dapat dengan mudah berinteraksi dengan produk digital.

1. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Sederhana

Teks dalam UX Writing harus mudah dipahami oleh semua pengguna, termasuk mereka yang tidak memiliki latar belakang teknis. Penggunaan bahasa yang sederhana dan langsung ke inti pesan akan membuat navigasi lebih efisien.

Tips dalam menggunakan bahasa yang jelas:

  • Gunakan kata-kata yang familiar bagi pengguna.
  • Hindari istilah teknis atau jargon yang membingungkan.
  • Buat kalimat sesingkat mungkin tanpa mengurangi makna.

Contoh perbandingan:
“Autentikasi akun Anda gagal. Silakan verifikasi kredensial Anda dan coba lagi.”
“Login gagal. Periksa kembali email dan password Anda.”

Kalimat kedua lebih mudah dipahami karena langsung memberikan instruksi yang jelas kepada pengguna.

2. Buat Pesan yang Ringkas namun Informatif

Dalam UX Writing, setiap kata memiliki peran penting. Teks yang terlalu panjang dapat membuat pengguna bingung atau kehilangan fokus. Oleh karena itu, pastikan pesan yang disampaikan tetap informatif tanpa bertele-tele.

Strategi membuat pesan yang ringkas:

  • Hapus kata-kata yang tidak perlu.
  • Gunakan kalimat aktif untuk memperjelas instruksi.
  • Hindari kata-kata yang bersifat ambigu atau multitafsir.

Contoh:
“Klik tombol di bawah ini jika Anda ingin menyelesaikan proses pendaftaran akun Anda.”
“Klik untuk menyelesaikan pendaftaran.”

Versi kedua lebih efektif karena langsung menyampaikan tindakan yang harus dilakukan pengguna.

3. Berikan Petunjuk yang Jelas dalam Navigasi

Salah satu tujuan utama UX Writing adalah membantu pengguna memahami langkah-langkah dalam navigasi aplikasi atau website. Tanpa petunjuk yang jelas, pengguna bisa kebingungan dan meninggalkan halaman lebih cepat.

Cara memberikan petunjuk navigasi yang baik:

  • Gunakan kata kerja langsung seperti “Pilih”, “Klik”, atau “Masukkan”.
  • Tampilkan tombol dengan teks yang jelas seperti “Lanjutkan” atau “Simpan Perubahan”.
  • Hindari teks tombol yang membingungkan seperti “OK” tanpa konteks yang jelas.

Contoh:
❌ Tombol bertuliskan “Ya” atau “Tidak” tanpa penjelasan.
✅ Tombol bertuliskan “Hapus Akun” atau “Batal” untuk memperjelas tindakan.

4. Gunakan Nada yang Ramah dan Personal

Nada komunikasi dalam UX Writing harus terasa natural, ramah, dan sesuai dengan target pengguna. Hindari nada yang terlalu kaku atau terlalu formal.

Cara menentukan nada yang tepat:

  • Sesuaikan dengan persona pengguna (misalnya, lebih santai untuk aplikasi sosial, lebih formal untuk layanan keuangan).
  • Hindari kalimat yang terkesan menyalahkan pengguna.
  • Gunakan sapaan yang membuat pengguna merasa dihargai.

Contoh:
“Kesalahan terjadi. Anda harus memperbaikinya sebelum melanjutkan.”
“Oops! Sepertinya ada yang salah. Coba periksa kembali datanya, ya.”

Nada yang lebih ramah akan meningkatkan kenyamanan pengguna saat berinteraksi dengan produk.

5. Buat Microcopy yang Membantu

Microcopy adalah teks kecil yang terdapat dalam elemen UI, seperti tombol, formulir, atau pesan kesalahan. Meskipun ukurannya kecil, microcopy memiliki dampak besar terhadap pengalaman pengguna.

Tips dalam membuat microcopy yang efektif:

  • Berikan instruksi yang spesifik di dalam formulir (misalnya, contoh format tanggal yang benar).
  • Gunakan pesan kesalahan yang solutif, bukan hanya memberitahu bahwa ada kesalahan.
  • Pastikan teks tombol mencerminkan aksi yang akan dilakukan.

Contoh microcopy yang baik:

  • Pada formulir pendaftaran: “Gunakan minimal 8 karakter, termasuk angka dan huruf besar.”
  • Pada tombol pembayaran: “Bayar Sekarang” (bukan hanya “OK” atau “Lanjut”).

Dengan microcopy yang jelas, pengguna dapat memahami setiap langkah dengan lebih mudah.

6. Hindari Pesan Error yang Membingungkan

Pesan error yang tidak jelas dapat membuat pengguna frustrasi. UX Writing yang baik harus membantu pengguna memahami kesalahan yang terjadi dan memberikan solusi.

Cara menulis pesan error yang efektif:

  • Jelaskan masalah secara spesifik.
  • Berikan solusi yang dapat dilakukan pengguna.
  • Gunakan bahasa yang tidak menyalahkan pengguna.

Contoh:
“Terjadi kesalahan. Coba lagi nanti.”
“Email ini sudah digunakan. Coba login atau gunakan email lain.”

Pesan kedua lebih membantu karena memberikan arahan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

7. Uji dan Iterasi Secara Berkala

UX Writing bukan sesuatu yang dibuat sekali dan langsung sempurna. Perlu dilakukan pengujian dan iterasi berdasarkan umpan balik pengguna untuk memastikan teks yang digunakan benar-benar efektif.

Metode yang bisa digunakan untuk menguji UX Writing:

  • A/B Testing: Bandingkan dua versi teks untuk melihat mana yang lebih efektif.
  • User Testing: Amati bagaimana pengguna memahami teks yang ada dalam aplikasi.
  • Analisis Data: Perhatikan apakah ada lonjakan pada kesalahan pengguna saat mengisi formulir atau menavigasi halaman.

Dengan terus mengoptimalkan teks berdasarkan data dan umpan balik pengguna, UX Writing akan semakin efektif dalam membantu pengguna.

Baca Juga: Mobile UX: 7 Cara Membuat Aplikasi yang Nyaman Digunakan di Smartphone

Kesimpulan

UX Writing memiliki peran besar dalam meningkatkan pengalaman pengguna dalam menggunakan aplikasi atau website. Dengan menulis teks yang jelas, ringkas, dan membantu, pengguna dapat menavigasi dengan lebih mudah dan memahami tindakan yang harus mereka lakukan.

Beberapa prinsip utama dalam UX Writing yang harus diterapkan adalah:
✅ Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
✅ Berikan petunjuk navigasi yang jelas.
✅ Gunakan nada komunikasi yang ramah.
✅ Buat microcopy yang membantu.
✅ Hindari pesan error yang membingungkan.
✅ Uji dan perbaiki teks berdasarkan umpan balik pengguna.

Dengan menerapkan strategi di atas, UX Writing dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kepuasan pengguna, mengurangi frustasi, dan meningkatkan efektivitas produk digital Anda.

Baca Juga: Beberapa Contoh UX Writing dan Prinsip saat Membuatnya

Bagikan ke